Telaga Biru Toronipa konawe merupakan artikel yang musti kalian baca dari blog beragam sajian ini mengenai berbagai berita dan update informasi yang tepat saat ini, seperti yang sudah aku sajikan pada tulisan dengan judul Telaga Biru Toronipa konawe dalam kategori
jalan jalan
kalian bisa melihat lengkap dibawah ini.
Minggu 1 Des 2013
Dari Markas Besar Mapala Unsultra yang beralamatkan dijalan Mayjen Soetoyo No 37 N kemaraya kendari, sy dan Tim (Restu Bumi Adventure team) berangkat menuju Desa telaga biru kec. Soropia Kab Konawe. Beranggotakan 9 orang dengan menggunakan motor tepat jam 11:00 perjalananpun dimulai. Jarak yang akan ditempuh dari kemaraya ke toronipa tepatnya di Desa telaga biru sekitar 18 KM dengan waktu tempuh 25 menit kecepatan rata rata 50 km/jam, 90% kondisi jalan baik. Kurang jam 12 siang kami tiba didesa telaga biru, menghabiskan 10 menit untuk beristirahat sambil menunggu teman yang belum sampai. Kami meminta izin kepada salah satu warga untuk menitipkan kendaraan dihalaman rumahnya, walaupun jalan setapak untuk menuju telaga dapat dilalui motor tapi sy lebih memilih
untuk menitipkan kepada warga desa agar kendaraan kami aman. Dari jalan raya ke telaga dapat dilalui berjalan kaki, sekitar 1,8 KM jalan setapak sangat jelas sampai di kebun terakhir warga. Pukul 12.20 kami tiba dirumah Pak Bakri usia 60 Tahun, Bapak ini mulai berkebun dilakosi ini sejak tahun 1985 sampai sekarang. Bapak yang berasal dari kolaka utara ini sangat mengenal karakteristik kawasan karst tempatnya bercocok tanam, sy dan yang lainnya menyempatkan waktu untuk mencari beberapa informasi mengenai isi dari kawasan yang dikelolanya untuk berkebun. Dari informasi yang kami dapat, daerah hutan yang dibatasi oleh pantai toronipa dan jalan utama, ternyata mempunyai 12 telaga dan 3 telaga yang baru terbentuk, serta beberapa goa vertical yang salah satunya berdiameter besar, selain itu ada beberapa mitos dari telaga yang akan kami kunjungi. Tak terasa hari semakin siang dan kami ijin kepada pak Bakri untuk melanjutkan kembali perjalanan. Dari rumah kebunya jarak yang harus ditempuh sepanjang 400 meter untuk sampai ketelaga biru. Pukul 12.35 kami akhirnya tiba ditelaga biru yang tak jauh dari pantai toronipa, kamipun beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan telaga. Anggota tim sy melakukan aktifitasnya masing masing, ada yang mencoba eksplore keberadaan goa, mendokumentasikan telaga, dll.sampai akhirnya kami semua turun ke telaga untuk berenang dan mengeliligi luas kawasan telaga yang berdiameter kurang lebih 250 meter (telaga terbesar dikawasan ini). Permukaan telaga terdiri dari akar, lumut, dan pasir dalam pertumbuhannya, telaga ini sudah mengalami perubahan semenjak tahun 2008 dimana terakhir sy dan tim lainnya ke telaga ini. Pohon besar yang sudah tumbang serta daun daun yang jatuh ketelaga ini membuat air telaga menjadi warna kecoklatan dikarenakan proses pembusukan daun yang jatuh kedalam air telaga. Kedalaman telaga ini 3-5 meter, dipenuhi dengan pohon pohon besar yang telah tumbang,rasa airnya terasa payau, ditinggali beberapa jenis kerang dan ikan air asin, kawasan telaga tergolong masih alami dan bersih dari sampah manusia. Walaupun telaga ini tak begitu bagus seperti telaga lainnya didaerah lain, tetapi tempat ini wajib dikunjungi bagi para petualang. Pukul 16:00 kami meninggalkan telaga dan pulang menuju kendari.
untuk menitipkan kepada warga desa agar kendaraan kami aman. Dari jalan raya ke telaga dapat dilalui berjalan kaki, sekitar 1,8 KM jalan setapak sangat jelas sampai di kebun terakhir warga. Pukul 12.20 kami tiba dirumah Pak Bakri usia 60 Tahun, Bapak ini mulai berkebun dilakosi ini sejak tahun 1985 sampai sekarang. Bapak yang berasal dari kolaka utara ini sangat mengenal karakteristik kawasan karst tempatnya bercocok tanam, sy dan yang lainnya menyempatkan waktu untuk mencari beberapa informasi mengenai isi dari kawasan yang dikelolanya untuk berkebun. Dari informasi yang kami dapat, daerah hutan yang dibatasi oleh pantai toronipa dan jalan utama, ternyata mempunyai 12 telaga dan 3 telaga yang baru terbentuk, serta beberapa goa vertical yang salah satunya berdiameter besar, selain itu ada beberapa mitos dari telaga yang akan kami kunjungi. Tak terasa hari semakin siang dan kami ijin kepada pak Bakri untuk melanjutkan kembali perjalanan. Dari rumah kebunya jarak yang harus ditempuh sepanjang 400 meter untuk sampai ketelaga biru. Pukul 12.35 kami akhirnya tiba ditelaga biru yang tak jauh dari pantai toronipa, kamipun beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan telaga. Anggota tim sy melakukan aktifitasnya masing masing, ada yang mencoba eksplore keberadaan goa, mendokumentasikan telaga, dll.sampai akhirnya kami semua turun ke telaga untuk berenang dan mengeliligi luas kawasan telaga yang berdiameter kurang lebih 250 meter (telaga terbesar dikawasan ini). Permukaan telaga terdiri dari akar, lumut, dan pasir dalam pertumbuhannya, telaga ini sudah mengalami perubahan semenjak tahun 2008 dimana terakhir sy dan tim lainnya ke telaga ini. Pohon besar yang sudah tumbang serta daun daun yang jatuh ketelaga ini membuat air telaga menjadi warna kecoklatan dikarenakan proses pembusukan daun yang jatuh kedalam air telaga. Kedalaman telaga ini 3-5 meter, dipenuhi dengan pohon pohon besar yang telah tumbang,rasa airnya terasa payau, ditinggali beberapa jenis kerang dan ikan air asin, kawasan telaga tergolong masih alami dan bersih dari sampah manusia. Walaupun telaga ini tak begitu bagus seperti telaga lainnya didaerah lain, tetapi tempat ini wajib dikunjungi bagi para petualang. Pukul 16:00 kami meninggalkan telaga dan pulang menuju kendari.
Untuk melihat foto klik disini
Untuk melihat video klik disini
Baca juga :
0 Komentar untuk "Telaga Biru Toronipa konawe"